Rabu, 14 April 2010
PERADILAN RAKYAT
Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."
"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."
ANEKA CELUP (CERITA LUCU PENDEK)
Mimpi Indah
Pada saat bangun pagi seorang wanita berkata pada suaminya, "Tadi malam aku bermimpi engkau memberi aku sebuah kalung berlian di hari Valentine ini. Bagaimana pendapatmu mengenai mimpiku itu?".
"Engkau akan segera mengetahuinya malam ini juga, Sayang," jawab suaminya.
Malam itu si suami memberikan kepada istrinya sebungkus kado.
Dengan hati berdebar-debar penuh kebahagiaan sang istri membuka kado itu perlahan-lahan dan isi kado itu adalah sebuah buku yang berjudul: "Arti - Arti Mimpi"
Ditulis ya?
Seorang Ibu Guru Sekolah Dasar membagikan Daftar Isian murid-murid, mengenai data-data murid itu sendiri dan kedua orangtuanya.
Ada seorang muridnya yang karena gobloknya atau karena ingin “mengerjai” Gurunya, selalu bertanya-tanya:
Murid: “Bu, nama orangtua ditulis, ya?”
Guru: “Ya, ditulis.”
Tidak lama kemudian, murid tersebut bertanya lagi…
“Bu, alamat orangtua ditulis?”
Jawab Gurunya mulai kesal…
“Ya, ditulis!” katanya.
Belum tiga menit si murid bertanya lagi…
“Bu, jenis kelamin orangtua ditulis?”
Jawab Ibu Guru itu, yang kekesalannya telah sampai ke ubun-ubun…
“Nggak!! Digambar!!!”
Sopir Taksi Baru Kerja
Kejadian ini terjadi hari Senin lalu, sebut saja namanya, Susi. Karena ada kerjaan yang tidak bisa ditinggal, Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop taksi untuk mengantarnya pulang.
"Kebon Jeruk ya Pak"
Sopir taksi itu hanya menggangguk, selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara Susi dan Sopir Taksi, mungkin Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam. 20 menit lamanya keheningan terjadi, tiba-tiba Susi ingat bahwa uang yang dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi. Susi lalu menepuk pundak Sopir taksi dengan maksud berhenti dulu didepan untuk mengambil uang di ATM.
Tapi tiba2 setelah pundaknya ditepuk oleh Susi, Sopir taksi itu secara membabi buta membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara histeris, sampai akhirnya taksi itu menabrak sebuah pohon.
Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir Taksi itu kemudian meminta maaf kepada Susi
"Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih make nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!"
"Lho, masa sih ditepuk pundaknya aja kaget??"
"Soalnya ini hari pertama saya jadi sopir Taksi, Bu"
"Emangnya pekerjaan bapak sebelumnya apa??"
"Selama 20 tahun saya jadi SOPIR MOBIL JENAZAH..."
Selamat Tahun Baru
Seorang mahasiswa malas mempersiapkan diri menghadapi ujian menjelang liburan Tahun Baru. Akhirnya, di lembar jawaban ia mencoretkan komentar:
"Soal-soal ini terlalu sukar. Cuma Tuhan yang bisa menjawabnya. Selamat Tahun Baru!"
Ketika menerima hasil ujian, di kertasnya tertulis komentar balasan:
"Tuhan dapat 100; kamu dapat 0. Selamat Tahun Baru!"
Mimpi Indah
Pada saat bangun pagi seorang wanita berkata pada suaminya, "Tadi malam aku bermimpi engkau memberi aku sebuah kalung berlian di hari Valentine ini. Bagaimana pendapatmu mengenai mimpiku itu?".
"Engkau akan segera mengetahuinya malam ini juga, Sayang," jawab suaminya.
Malam itu si suami memberikan kepada istrinya sebungkus kado.
Dengan hati berdebar-debar penuh kebahagiaan sang istri membuka kado itu perlahan-lahan dan isi kado itu adalah sebuah buku yang berjudul: "Arti - Arti Mimpi"
Ditulis ya?
Seorang Ibu Guru Sekolah Dasar membagikan Daftar Isian murid-murid, mengenai data-data murid itu sendiri dan kedua orangtuanya.
Ada seorang muridnya yang karena gobloknya atau karena ingin “mengerjai” Gurunya, selalu bertanya-tanya:
Murid: “Bu, nama orangtua ditulis, ya?”
Guru: “Ya, ditulis.”
Tidak lama kemudian, murid tersebut bertanya lagi…
“Bu, alamat orangtua ditulis?”
Jawab Gurunya mulai kesal…
“Ya, ditulis!” katanya.
Belum tiga menit si murid bertanya lagi…
“Bu, jenis kelamin orangtua ditulis?”
Jawab Ibu Guru itu, yang kekesalannya telah sampai ke ubun-ubun…
“Nggak!! Digambar!!!”
Sopir Taksi Baru Kerja
Kejadian ini terjadi hari Senin lalu, sebut saja namanya, Susi. Karena ada kerjaan yang tidak bisa ditinggal, Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop taksi untuk mengantarnya pulang.
"Kebon Jeruk ya Pak"
Sopir taksi itu hanya menggangguk, selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara Susi dan Sopir Taksi, mungkin Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam. 20 menit lamanya keheningan terjadi, tiba-tiba Susi ingat bahwa uang yang dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi. Susi lalu menepuk pundak Sopir taksi dengan maksud berhenti dulu didepan untuk mengambil uang di ATM.
Tapi tiba2 setelah pundaknya ditepuk oleh Susi, Sopir taksi itu secara membabi buta membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara histeris, sampai akhirnya taksi itu menabrak sebuah pohon.
Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir Taksi itu kemudian meminta maaf kepada Susi
"Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih make nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!"
"Lho, masa sih ditepuk pundaknya aja kaget??"
"Soalnya ini hari pertama saya jadi sopir Taksi, Bu"
"Emangnya pekerjaan bapak sebelumnya apa??"
"Selama 20 tahun saya jadi SOPIR MOBIL JENAZAH..."
Selamat Tahun Baru
Seorang mahasiswa malas mempersiapkan diri menghadapi ujian menjelang liburan Tahun Baru. Akhirnya, di lembar jawaban ia mencoretkan komentar:
"Soal-soal ini terlalu sukar. Cuma Tuhan yang bisa menjawabnya. Selamat Tahun Baru!"
Ketika menerima hasil ujian, di kertasnya tertulis komentar balasan:
"Tuhan dapat 100; kamu dapat 0. Selamat Tahun Baru!"
Langganan:
Postingan (Atom)